BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan
teknologi sekarang ini semakin berkembang sangat pesat, salah satunya
teknologi roket yang saat ini terus berkembang. Roket adalah sejenis sistem propulsi yang membawa bahan bakar dan oksigennya sendiri. Dorongan pada roket merupakan penerapan yang menarik dari hukum III Newton dan Hukum kekekalan momentum yaitu dengan memancarkan aliran massa hasil pembakaran propelan. Roket
memiliki tangki yang berisi bahan bakar hodrogen cair dan oksigen cair.
Bahan bakar tersebut dibakar dalam ruang pembakaran sehingga menghasilkan gas lalu dibuang melalui mulut pipa yang terletak dibelakang roket. Akibatnya terjadi perubahan momentum pada gas selama selang waktu tertentu. Jika ditinjau dari hukum ketiga Newton tersebut ketika suatu benda mengerjakan gaya pada benda lain, maka benda yang dikerjakan gaya akan mengerjakan gaya pada benda yang mengerjakan gaya padanya, gaya ini disebut gaya aksi-reaksi yang besarnya sama, namun arahnya berlawanan, dan juga impuls dan momentum, dikatakan bahwa gaya eksternal yang bekerja pada suatu benda atau sistem akan mengakibatkan laju perubahan momentum benda tersebut. Menurut Kanginan (2007 : 171), “Dalam peristiwa tumbukan (tabrakan), momentum total suatu sistem sesaat sebelum tumbukan sama dengan momentum total sistem sesudah tumbukan, asalkan tidak ada gaya luar yang bekerja pada sistem.
Bahan bakar tersebut dibakar dalam ruang pembakaran sehingga menghasilkan gas lalu dibuang melalui mulut pipa yang terletak dibelakang roket. Akibatnya terjadi perubahan momentum pada gas selama selang waktu tertentu. Jika ditinjau dari hukum ketiga Newton tersebut ketika suatu benda mengerjakan gaya pada benda lain, maka benda yang dikerjakan gaya akan mengerjakan gaya pada benda yang mengerjakan gaya padanya, gaya ini disebut gaya aksi-reaksi yang besarnya sama, namun arahnya berlawanan, dan juga impuls dan momentum, dikatakan bahwa gaya eksternal yang bekerja pada suatu benda atau sistem akan mengakibatkan laju perubahan momentum benda tersebut. Menurut Kanginan (2007 : 171), “Dalam peristiwa tumbukan (tabrakan), momentum total suatu sistem sesaat sebelum tumbukan sama dengan momentum total sistem sesudah tumbukan, asalkan tidak ada gaya luar yang bekerja pada sistem.
Roket
adalah sebuah contoh dari sekian banyak peralatan yang dipergunakan
penerapan hukum kekekalan momentum, bagaimana gerak roket dapat
menggunakan hukum kekekalan momentum dalam geraknya. Gerak roket dapat
membantu memahami konsep hukum kekekalan momentum. Untuk mengetahui hal
ini lebih jauh, maka perlu dilakukan suatu kajian tentang gerak roket
ini yang sering dijumpai pada materi pembahasan bidang studi Fisika
khususnya dalam bidang Mekanika.
Dalam
membahas tentang gerak roket ini yang menggunakan prinsip hukum
kekekalan momentum, maka penulis tertarik untuk mengangkat penulisan
makalah Fisika yang berjudul : Prinsip Kerja Roket.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi masalah didalam makalah ini adalah bagaimana prinsip kerja Roket
1.3.Batasan Masalah
Yang menjadi batasan masalah yang dimaksud didalam makalah ini hanya membahas prinsip kerja roket dan Hukum Kekalan Momentum
1.4. Tujuan
Untuk membahas prinsip kerja roket dan hukum kekekalan momentum
1.5. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah
a. Bagi Peneliti, sebagai bahan pelengkap mata kuliah seminar fisika
b. Bagi Mahasiswa atau Pembaca dapat menjadi salah satu bahan bacaan tentang prinsip kerja roket.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Momentum
Momentum adalah hasil kali besaran skalar massa dengan besaran vektor kecepatan. Menurut Serway (2009:284) “Momentum linear sebuah partikel atau benda yang dapat dimodelkan sebagai partikel dengan massa m dan bergerak dengan kecepatan v didefinisikan sebagai hasil kali masa dan kecepatan”. Menurut Supiyanto(2005:110) “momentum adalah besaran vektor yang searah dengan kecepatan benda. Energi kinetik juga merupakan besaran yang bergantung pada massa dan kecepatan, namun energi kinetik merupakan besaran skalar yang tidak dapat memberikan gambaran arah dari suatu benda”. Secara sistematis dapat ditulis
p = mv
dimana
p = momentum (kg.m/s)
m = massa (kg)
v = Kecepatan(m/s)
2.2. Impuls
Untuk
membuat benda yang diam menjadi bergerak, maka perlu dikerjakan gaya
pada benda tersebut selama selang waktu tertentu. Hasil kali gaya dengan
selang waktu singkat bekerjanya gaya terhadap benda yang menyebabkan
perubahan momentum disebut impuls yang secara sistematis dapat ditulis
I = F. Δt
Hubungan Impuls dan Momentum secara matematis dapat ditulis
I=Δp
Keterangan:
I = Impuls (Kg.m/s)
F = Gaya Impuls (Newton)
Δt= Selang Waktu (Sekon)
Δp= Perubahan Meomentum
2.3. Hukum Newton III
Pergerakan
Roket sesuai dengan hukum III Newton yaitu: “Apabila sebuah benda
memberikan gaya kepada benda lain, maka benda kedua memberikan gaya
kepada benda yang pertama. Kedua gaya tersebut memiliki besar yang sama
tetapi berlawanan arah”.
Secara matematis Hukum III Newton dapat ditulis sebagai berikut :
F A ke B = – F B ke A
F A ke B adalah gaya yang diberikan oleh benda A kepada benda B, sedangkan F B ke A adalah gaya yang yang diberikan benda B kepada benda A. Tanda negatif menunjukkan bahwa arah gaya reaksi tersebut berlawanan dengan gaya aksi yang anda berikan.
Persamaan Hukum III Newton di atas juga bisa kita tulis sebagai berikut :
Faksi = -Freaksi
Gaya aksi dan reaksi adalah gaya kontak yang terjadi ketika kedua benda bersentuhan. Walaupun demikian, Hukum III Newton juga berlaku untuk gaya tak sentuh.
2.4. Hukum Kekekalan Momentum
Hukum
kekekalan momentum dapat ditinjau dari sistem dua partikel yang
bergerak pada suatu garis lurus dengan arah berlawanan. Kedua partikel
ini pada suatu saat akan bertumbukan. Menurut Sutrisno (1986 : 148),
“Pada saat kedua benda bertumbukan, kedua benda ini saling menolak. Pada
partikel pertama bekerja gaya oleh partikel pertama. Kedua gaya ini
adalah pasangan aksi-reaksi”. Hukum ini dikenal dengan hukum Newton III.
Berdasarkan
pendapat tentang hukum Newton III dapat diartikan bahwa gaya terhadap
partikel yang selalu sama besarnya dan berlawanan arah dengan gaya pada
partikel yang satu lagi, maka impuls gaya-gaya itu sama besarnya dan
berlawanan arahnya. Karena itu perubahan vektor momentum salah satu
partikel dalam sembarang selang waktu sama besarnya dan berlawanan
arahnya dengan percobaan vektor momentum partikel lainnya. Sehingga
dapat ditulis persamaan :
d = xd
Karena perubahan waktu yang mengakibatkan terjadinya perubahan momentum, yaitu :
= Fx
Pada
peristiwa tumbukan antara dua benda yang tidak melibatkan gaya luar
berlaku hukum kekekalan momentum yang berbunyi, “jumlah momentum
benda-benda sebelum dan sesudah tumbukan sama dengan jumlah momentum
benda-benda setelah tumbukan” (Kanginan, 1999 : 140).
Berdasarkan
pendapat diatas maka dapat diartikan bahwa bila tidak ada gaya luar
yang bekerja pada suatu sistem, maka besar dan arah momentum total
sistem itu akan tetap konstan sehingga dapat ditulis :
P1 + P2 = P1’ + P2’
M1V1 + M2V2 = M1V1’ + M1V2’
2.5. Roket
Sering
kali definisi roket digunakan untuk merujuk kepada mesin roket. Pada
awal perkembangannya, roket digerakan dari hasil pembakaran bahan bakar
minyak, gas dan oksigen cair. Setelah bahan bakar roket dinyalakan,
pancaran gas yang keluar dari roket akan menimbulkan ledakan beruntun
kebawah sehingga mendorong roket ke atas dan roket dapat melaju ke
udara. Roket terbang dengan kecepatan supersonik, yaitu sekitar 300 m/s.
Bahan
bakar roket ada dua jenis yaitu bahan bakar cair dan bahan bakar padat.
Prinsip kerja dari roket berbahan bakar cair dan padat sama saja, di
mana hasil pembakaran menghasilkan gaya dorong ke atas. Tetapi roket
yang berbahan bakar padat mempunyai kelebihan yaitu mampu menyimpan
bahan bakar dengan jumlah besar untuk ruang penyimpanan yang sama,
karena bahan bakarnya telah dipadatkan.
2.6. Bagian Bagian Pada Roket
Komponen
utama roket terdiri dari empat bagian yaitu; rangka (structure sistem),
Beban (payload system), sistem pemandu (guidance system) dan sistem
propulsi (propultion system). (lihat Gambar 2.1)
Gambar 2.1. Bagian Roket
Keterangan gambar :
Ø Solid-full
mesin roket memiliki keunggulan penting : kesederhanaan, biaya rendah
dan keamanan. Kelemahan : dorong tidak dapat dikontrol dan begitu
dinyalakan mesin tidak bisa dihentikan atau restart
Ø Combustion
chumber, berfungsi sebagai tempat terjadinya pencampuran antara udara
yang telah dikompresi dengan bahan bakar yang masuk.
Ø Combustion liners; terdapat didalam combustionn chamber yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya pembakaran.
Ø Fuel nozzle, berfungsi sebagai tempat masuknya bahan bakar kedalam combustion liner
Ø Lynitors
(spark plug), berfungsi untuk memercikkan bunga api kedalam combustions
chamber sehingga campuran bahan bakar dan udara dapat terbakar.
Ø Transitions fieces, berfungsi untuk mengarahkan dan membentuk aliran gas panas agar sesuai dengan ukuran nozzle.
Ø Cross Fice Tubes, berfungsi untuk meratakan nyala api pada semua combustion chamber.
Prinsip
kerja dari roket berbahan bakar cair dan padat sama, dimana hasil
pembakaran menghasilkan gaya dorong keatas. Kelebihan dari roket
berbahan bakar padat mampu menyimpan bahan bakar dengan jumlah besar
untuk ruang penyimpanan yang sama, karena telah dipadatkan, sedangkan
bahan bakar cair tidak bisa dimampatkan.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1.Prinsip Kerja Roket
Menurut Sutrisno (1986 : 158), “Gerak roket merupakan pemakaian yang menarik dari hukum-hukum Newton. Roket
mengeluarkan pancaran gas panas dari ekornya, ini adalah gaya aksi pada
gas oleh roket. Pancaran gas panas melakukan gaya pada roket dan
menggerakkannya, ini adalah reaksi. Kedua gaya ini adalah gaya dalam
untuk sistem yang terdiri atas roket dan gas. Dari segi momentum, gas
panas mendapat momentum ke arah belakang dan roket mendapat momentum
dalam jumlah yang sama ke arah depan.
Cara
kerja sebuah roket adalah berdasarkan kekekalan momentum. Momentum
sebuah roket di tanah adalah sama dengan nol. Ketika bahan bakar
dibakar, gas panas ditembakkan ke bawah dan badan roket naik untuk
menyeimbangkan momentum totalnya sehingga tetap bernilai nol. Yang
membuat roket meluncur tanah semburan sebagian masssanya ke arah
belakang. Gaya ke depan pada roket itu tidak lain ialah reaksi terhadap
gaya mundur pada bahan yang menyembur itu, dan makin banyak bahan yang
menyembur maka makin banyak berkurangnya massa roket.
.
3.2.Massa Berubah dan Dorongan Roket
Kekekalan
momentum adalah; pada prinsip dorongan roket. Sebuah roket didorong
oleh bahan bakar yang dipancarkan kearah belakang. Massa roket berkurang
secara kontinu sebagai akibat pembakaran bahan. Gaya kedepan pada roket
adalah reaksi dari gaya pada bahan yang dipancarkan.
Dalam hal ini roket bergerak vertikal keatas dan gesekan udara serta perubahan percepatan gaya gravitasi (g) diabaikan :
Gambar 3.1. Roket Meluncur
Pada
gambar diatas (a) menyatakan roket pada saat t ketika massanya m dan
kecepatannya v ke atas. Sedangkan pada gambar (b), menyatakan roket pada
waktu t + dt, dimana kecepatan roket bertambah menjadi v + dv.
Misalkan μ menyatakan massa yang dipancarkan persatuan waktu, maka massa bahan yang dipancarkan μ dt, sehingga massa m dan dalam waktu dt menjadi m- μ dt.
Jika Vr kecepatan roket relatif terhadap bahan bakar yang dipancarkan dan kecepatan bahan bakar yang dipancarkan adalah V’ (relatif terhadap bumi),
maka: v’=v-vr................................(1)
Satu-satunya gaya yang bekerja pada roket adalah berat m.g dengan memilih arah keatas positif, impuls gaya ini dalam waktu dt adalah –mg dt yang sama dengan perubahan momentum.
Karena momentum mula-mula m.v momentum akhir adalah (m- μ dt) (v + dv) dan momentum bahan yang dipancarkan v’ μ dt, maka:
-mg dt=[(m- μ dt) (v+dv) + v’ μ dt]- mv .............................(2)
Dengan mensubsitusi v’ dari persamaan (1) dan mengabaikan besaran yang relatif kecil μ dt dv, maka didapatkan :
m dv = vr μ dt – mg dt
karena dm= - μ dt , maka
dv = - vr - g dt
setelah diintegralkan diperoleh:
v= -vr ln m – gt + C
dengan c adalah konstanta yang dicari dari syarat batas. Misalnya m0 dan v0 adalah massa dan kecepatan pada waktu t=0, maka
v0= -vr ln m0 + C atau C= v0 + vr ln m0
dengan demikian
v = v0-gt + vr ln ....................................(3)
dari persamaan 3 dapat disimpulkan untuk memperoleh kecepatan v yang tinggi, kecepatan relatif vr dan perbandingan massa harus besar.
BAB IV
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Prinsip
kerja propulsi roket merupakan penerapan dari hukum ketiga Newton dan
kekekalan momentum. Sebuah roket mendapatkan sebuah dorongan dengan
membakar bahan bakar dan membuang gas yang lewat belakang
sehingga gaya dorong dari gas ersebut menyebabkan roket terdorong dan
meluncur ke atas. Besarnya gaya dorong yang dikerjakan gas terhadap
tempat peluncuran sama besar dengan gaya dorong gas terhadap roket namun
arahnya yang berlawanan hal ini sesuai dengan hukum Newton III.
5.2. Saran
Semoga
dengan adanya koloqium ini menjadi kajian awal dalam menganalogikan
suatu teknologi dengan alat dan bahan sederhana dan dapat menjadi salah
satu media ajar dalam konsep momentum dan impuls
DAFTAR PUSTAKA
Giancoli, Douglas C.2001. Fisika Jilid I (terjemahan). Jakarta : Penerbit Erlangga.
Halliday dan Resnick. 1991. Fisika Jilid I (Terjemahan). Jakarta : Penerbit Erlangga.
Tipler, P.A.1998. Fisika untuk Sains dan Teknik–Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penebit Erlangga.
Supiyanto. 2005. Fisika SMA XI . Jakarta : Penebit Erlangga.
http://www.sman1ptk.sch.id/pembelajaran_interaktif/fisika/implus_dan_momentum/materi diakses pada 28 Desember 2011 pukul 23.11
http://ms.wikipedia.org/wiki/Momentum. diakses pada 29 Desember 2011 pukul 09.49
Tidak ada komentar:
Posting Komentar